Pendidikan Anak

Targhib Dan Tarhib Dalam Perspektif Pendidikan Anak

 

-Oleh Al-Ustadz Abu Hilmy, S.Pd.I.-

 

A. Pendahuluan.

Diantara metode Allah Ta’ala dan Rasul Nya shallalallhu ‘alaihi wa sallam dalam menyampaikan pesan-pesan syari’at  adalah dengan disertai  targhib dan tarhib. Targhib berasal dari kata raghbah artinya  cinta atau harapan, jadi targhib maknanya mendorong dan memotivasi agar tumbuh cinta dan harapan, sedang targhib dari kata rahbah artinya takut atau cemas, maka targhib maknanya menumbuhkan rasa takut dan cemas.

Allah Ta’ala berfirman :

إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ

“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas (raghaban wa rahaban ), Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami “. [QS. Al Anbiyaa : 90 ].   

Begitu pula Rasulullah shallalallhu ‘alaihi wa sallam diutus untuk  menjadi penyampai kabar gembira (basyiran ) dengan pahala dan surga dan penyampai peringatan (nadziran) dengan siksa dan neraka.

Dua hal ini, yaitu harap dan takut harus serasi dalam jiwa seorang mu’min, agar harapannya tidak jatuh kepada sikap meremehkan atau bermudah-mudahan dan rasa takutnya tidak jatuh kepada sikap putus asa dan berlebih-lebihan. Dua sifat ini apabila dipadukan secara proposional akan menimbulkan energi dan semangat yang membara dalam berbuat kebaikan, sebagaimana di isyaratkan pada ayat diatas.

Dan amalan yang disertai rasa takut dan harap kepada Allah semata dan kepada apa-apa yang ada di sisiNya, baik rahmat dan surgaNya atau adzab dan nerakaNya, maka ini termasuk cakupan dari makna ikhlas dalam beramal.

Firman Allah Ta’ala :

أُولَئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُورًا

“Orang-orang yang mereka seru itu (para Nabi dan orang-orang sholih red), mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapakah di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab -Nya, sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti”.[ QS. Al-Isro : 57].

                    

B. Targhib Dan Tarhib Dalam Perspektif Pendidikan Anak.

Menurut Prof.Dr Abdurrazaq  Guru Besar di universitas Madinah, metode mau’izhah  mempunyai pengaruh yang kuat dan berkesan dalam pendidikan manusia dan pengajaran anak dimasa pertumbuhan, hal ini dikarenakan pendidikan disertai  targhib dan tarhib yaitu menjelaskan perkara baik dengan disertai hal-hal yang memotivasinya seperti balasan dan pahala dan menjelaskan perkara buruk disertai ancaman yang menakutkan seperti siksa dan akibat buruk . ( lihat Fawaaid mustanbithoh  min Qishoti luqman maktab at ta’awun wal irsyad 2012  hal 15). Pendidik yang baik tidak hanya menyampaikan pelajaran dengan doktrin, kamu harus begini, kamu tidak boleh begitu, akan tetapi dijelaskan  alasan dan akibat melakukan ini dan meninggalkan itu, sehingga anak didik kita melakukan sesuatu atas dasar kesadaran yang memotivasi jiwanya bukan sekedar ikut-ikutan saja. Pendidik juga harus proposional dan bijaksana dalam menerapkan targhib dan tarhib, jangan timpang hanya tarhib saja tanpa targhib atau sebaliknya. Begitu pula dengan mengamati kondisi anak, mana yang lebih mengena dan berkesan bagi si anak dalam kondisi-kondisi tertentu, apakah dikedepankan  targhib atau tarhib atau bersamaan kedua-duanya.

 C. Reward and Punishment.

Dalam dunia pendidikan kita mengenal reward and punishment. Reward artinya memberikan apresiasi kepada peserta didik yang berprestasi (baik akademis atau akhlaq)  dengan memberi hadiah, point positif, sanjungan dan lain-lain yang menggembirakan, yang dengannya bisa memotivasi untuk lebih semangat lagi dalam berprestasi. Dalam hal ini guru dan juga orang tua jangan bakhil untuk mengapresiasi anaknya walaupun hanya dengan ungkapan doa dan ucapan yang baik, seperti baarokallohu fiik, ahsanta, wahai anak sholih, anak pintar, abi senang melihat kamu melakukan ini dan itu, ucapan terimakasih, syukron dan lain-lain, terlebih lagi jika dengan memberi hadiah. punishment artinya memberi sanksi atau hukuman bagi anak yang bermasalah, yang tentunya jika dipandang perlu dan sesuai dengan kadar kesalahannya. Sanksi atau hukuman yang baik yaitu yang bersifat edukatif (mendidik) tidak sekedar melampiaskan amarah, apalagi disertai dengan ungkapan-ungkapan buruk yang membuat jiwa si anak terluka, seperti ucapan dasar anak tak berguna,anak nakal, anak bodoh, tolol, bego dan lain-lain.

Seperti halnya targhib dan tarhib, reward and punishment juga  harus proposional dan bijaksana dalam menerapkannya, jangan timpang hanya funishmen saja tanpa reward atau sebaliknya. Begitu pula dengan mengamati kondisi anak, mana yang lebih mengena dan berkesan bagi si anak.